Duh! Limbah Industri Tempe di Desa Kropak Grobogan Cemari Sumur Warga, Air Jadi Hitam dan Bau Busuk

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Warga Desa Kropak, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, mengeluhkan pencemaran dan bau tak sedap akibat limbah industri tempe di desa setempat.

Suyuti (57), warga Dusun Bulu, Desa Kropak, mengatakan bahwa limbah industri tempe rumahan tersebut bahkan telah mencemari sumur di sekitarnya. Akibatnya, air sumur yang sebelumnya jernih kini berubah menjadi hitam dan berbau busuk sehingga tak dapat dimanfaatkan oleh warga. Warga pun harus rela membeli air dari tangki untuk memenuhi kebutuhan hidup.

“Saat kita menegur para pengusaha tempe, tak ada respons, mereka malah bilang kita iri terhadap usaha mereka,” ujarnya pada Kamis, 19 September 2024.

Suyuti menjelaskan bahwa kondisi saluran pembuangan limbah industri rumahan tersebut mengalir di selokan warga hingga menimbulkan bau tak sedap. Limbah itu juga menyebabkan saluran terhambat. Selain itu, limbah tersebut juga dikhawatirkan dapat menyebabkan asma.

Hal senada juga diungkapkan Suratman (53). Menurutnya, sebelum ada para pengusaha tempe, sumur warga dapat digunakan untuk kebutuhan memasak. Namun, saat ini 90 persen sumur sudah tidak dapat digunakan lagi. Bahkan, kata dia, sebagian warga menutup sumur secara permanen.

“Sebenarnya di sini banyak memiliki sumber mata air, namun karena pencemarannya yang tinggi warga tidak lagi menggunakan sumur untuk mencukupi kebutuhan hidup,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kropak, Sukinah, mengatakan bahwa pihaknya sudah berulang kali memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk membuat resapan agar limbah tempe tidak mengganggu lingkungan sekitar. Namun, para pengusaha tidak mengindahkan imbauan tersebut.

“Berkali-kali kita mengundang dan melakukan sosialisasi, bahkan kita mendatangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Reskrim Polres Grobogan, namun tak diindahkan,” ungkapnya.
Pihaknya mengungkapkan bahwa pelaku usaha industri tempe pernah mendapatkan bantuan dari kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) salah satu universitas di Kudus berupa Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) resapan. Namun, karena tak ada perawatan, kondisi alat tersebut saat ini rusak dan tak terpakai.

“Intinya kembali pada para pengusaha, jika ada niat untuk membuat resapan sebenarnya warga sangat mampu,” imbuhnya.

Terpisah, Sarmidi (56), salah satu pengusaha industri tempe, mengaku enggan membuat resapan karena menurutnya limbah tempe miliknya tak memiliki bau. Menurutnya, air limbah yang ia buang adalah air dingin yang hanya digunakan untuk mencuci kedelai.

“Karena lingkungan belum padat, tidak akan membuat resapan. Mungkin berbeda kalau tinggal di lingkungan padat penduduk. Tapi kalau saya tidak buat karena tidak ada bau. Intinya baik-baik dengan masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pengusaha Industri Tempe, Toha, mengatakan bahwa pihaknya juga sering mengingatkan anggota lainnya untuk pembuatan resapan. Namun, pihaknya justru mendapat perlawanan dari para pengusaha tempe lainnya.

Sebagai teladan yang dituakan, ia berencana segera membuat resapan untuk mengatasi dampak limbah yang dikeluhkan warga.

“Secepatnya pasti buat. Saya sudah musyawarah dengan keluarga untuk pembuatannya, namun realisasinya memang belum. Tapi dalam waktu dekat akan membuatnya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Grobogan, Djatmiko, yang saat ini juga menjabat Plt. Sekretaris Dinkes Grobogan, mengatakan bahwa limbah tempe memang menimbulkan bau tak sedap, namun belum bisa ditentukan menyebabkan penyakit ataupun tidaknya.

“Agar mengetahui secara pasti harus diketahui kandungan airnya mengandung E. coli atau jenis lainnya harus dilakukan pengecekan di laboratorium,” terangnya.

Ia meminta agar masyarakat dapat berkoordinasi dengan bidang kesehatan lingkungan puskesmas setempat untuk dapat memastikan kelayakan air sumur.

“Untuk teknisnya nanti biar petugas yang menentukan mana yang harus diambil,” pungkasnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)

Similar Posts