Kurangi Kasus DBD di Grobogan, Dinkes Imbau Masyarakat Lakukan 3M

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Grobogan mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan guna mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Grobogan, Djatmiko mengatakan bahwa, kasus DBD memang cukup tinggi, akan tetapi masih tetap terkendali.

“Angka Fatailty Rate-nya itu 2,80 atau 5 dari 178 kasus. Penemuan kasus sekarang ini bisa dikatakan tinggi,” katanya, pada Senin, 14 Agustus 2023.

Dengan adanya penemuan kasus yang tinggi ini, pihaknya berpesan kepada masyarakat untuk selalu berperilaku bersih dan sehat, melakukan 3M yakni menguras, mengubur, dan menimbun.

“Kami selalu mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat masing-masing dengan mengkonsumsi gizi seimbang. Dan agar tidak terjadi demam berdarah, kita perlu melakukan 3M,” tuturnya.

Penerapan 3M ini, kata dia, bisa dilakukan dengan mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi atau penampungan air minimal dua kali dalam satu minggu.

“Selain itu, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga,” imbuhnya.

Dirinya pun berpesan kepada orang tua untuk mengawasi serta melindungi anak-anak dari peredaran nyamuk DBD.

“Bisa dengan penggunaan alat-alat tambahan, seperti pengusir nyamuk. Bisa juga dengan selambu, obat nyamuk, dengan harapan nyamuk denguenya bisa dikendalikan. Sehingga anak-anaknya yang digigit tidak terkena penyakit DB,” sarannya.

Dalam waktu dekat, Dinkes Grobogan berupaya untuk mengajak anak-anak SD dan SMP membawa suatu perubahan perilaku dengan membuat semacam jebakan nyamuk.

“Alatnya nanti bisa digunakan serta bisa diterapkan oleh anak-anak SD dan SMP untuk di wilayah masing-masing. Jadi populasi nyamuk yang membawa virus bisa ditekan semaksimal mungkin,” terangnya.

Diharapkan, dengan mengajak peran aktif dari siswa SD dan SMP bisa berdampak positif di lingkungan sekitar. Sehingga angka orang yang terkena penyakit DB bisa menurun secara drastis.

Dalam mencegah perkembangan kasus DBD di Grobogan, pihaknya mengaku tidak merekomendasikan fogging. Dikarenakan, fogging menimbulkan banyak kerugian untuk lingkungan. Sebab bahan yang disemprotkan adalah bahan-bahan kimiawi buatan yang tidak bersahabat bagi lingkungan. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)

Similar Posts