Tarian Reog hingga Musik Angklung Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno di Jakarta

JAKARTA, Lingkar.news – Pertunjukan seni dan budaya mengawali peringatan puncak Bulan Bung Karno (BBK) 2023 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu, 24 Juni 2023.

Kegiatan seni dan budaya itu ditampilkan oleh kader PDI Perjuangan (PDIP) dengan melibatkan kelompok seni dari berbagai daerah. Ada yang memainkan musik angklung secara grup, menari tradisional reog, dan terlihat puluhan orang menampilkan barongsai.

Berdasarkan pantauan, sebelum penampilan seni dan budaya dimulai, para ibu-ibu mengawalinya dengan Senam Indonesia Cinta Tanah Air (Sicita). Sebanyak 20 ibu orang memperagakan senam Sicita di hadapan ribuan kader PDIP yang sudah berkumpul.

Penampilan seni dan budaya diawali tarian reog yang berjumlah 60 penari. Hal ini pun menyedot perhatian para kader yang hilir mudik berada di arena GBK sebelum masuk ke dalam stadion. Mereka ada yang berhenti sejenak mengambil foto.

Politikus muda PDIP Agustina Hermanto atau akrab disapa Tina Toon menjelaskan bahwa partainya selalu menempatkan politik kebudayaan sebagai hal yang utama.

“Tadi ada barongsai dengan diiring lagu Maumere, reog dan angklung. Memang PDIP ini rumah untuk kita bersama,” ujarnya, saat membuka kegiatan seni dan budaya tersebut.

Masih di lokasi yang sama, pertunjukan musik angklung pun memeriahkan di Zona 1 Stadion GBK. Grup musik angklung yang bernama Komunitas Saung Kang Asep Asni ini pun juga merasa terhormat atas penyambutan kader PDIP di pagi hari.

Lewat musik angklung, mereka membawakan lagu seperti Manuk Dadali dan Mojang Priangan.

“Jujur kami sangat senang banget sudah diundang. Luar biasa banget acaranya, banyak menampilkan seni dan budaya dari berbagai daerah,” kata salah satu personel Komunitas Saung Nty Hardianti.

Puncak Bulan Bung Karno akan dihadiri hampir melebihi 100 ribu orang dengan kapasitas GBK yang tercatat 78 ribu orang.

Kegiatan ini sangat besar karena akan dihadiri 7.000 satgas dari seluruh Indonesia. Mereka akan tampil di lapangan utama dan melontarkan yel-yel yang penuh semangat. Ditambah 3000-an lebih penari kolosal.

Untuk diketahui, Bulan Juni disebut sebagai Bulan Bung Karno karena beberapa alasan. Pertama, Bung Karno atau Soekarno lahir pada 6 Juni 1901. Kemudian berbagai peristiwa penting lainnya yang berkaitan dengan Bung Karno juga terjadi pada bulan Juni. Misalnya, 1 Juni yang diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Selain itu Bung Karno juga wafat pada bulan Juni tahun 1970. Bulan Bung Karno menjadi momen mengenang jasa dan semangat Bung Karo dalam memperjuangkan Indonesia. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Similar Posts