Gerombolan Lalat Serang Permukiman Warga di Grobogan, Ini Imbauan Dinkes

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Grobogan mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

Hal ini menanggapi keluhan warga akibat gerombolan lalat yang menyerang permukiman di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan.

Selain itu, Dinkes Grobogan juga meminta masyarakat untuk melakukan penyemprotan agar lalat-lalat yang masuk ke permukiman warga tersebut bisa mati.

“Bila serangan lalat terlalu banyak, maka harus dilakukan penyemprotan di dalam rumah, sehingga diharapkan lalat-lalat tersebut mati,” kata Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Grobogan, Djatmiko, pada Jumat, 23 Februari 2024.

Pentingnya menjaga kebersihan tersebut, lantaran lalat-lalat itu bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

Ia menyebutkan beberapa dampak tersebut antara lain disentry, kholera, thpoid, dan cacingan, gatal pada kulit hingga diare.

“Sebagai vektor mekanis, lalat membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuhnya,” jelasnya.

Jika lalat tersebut membawa bakteri penyebab diare dan menyerang anak-anak maka bisa berakibat fatal.

“Diare bila menyerang orang dewasa mungkin masih biasa. Tapi jika terjadi kepada anak-anak bisa menyebabkab kekurangan cairan dan harus dirawat di rumah sakit,” ujarnya.

Selain menyebabkan munculnya banyak lalat, kotoran ayam dari kandang juga bisa menyebabkan bau yang tidak sedap jika pengelolaan kandang ayam tidak dilakukan dengan maksimal.

“Sehingga aktivitas masyarakat bisa terganggu,” ucapnya.

Sebelumnya, warga Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan mengeluhkan gerombolan lalat yang menyerang permukiman warga.

Gerombolan lalat tersebut muncul karena pengelolaan kandang ayam di desa setempat yang dinilai kurang bersih, terlebih lokasi kandang ayam tersebut cukup dekat dengan permukiman warga.

“Kurang lebih 10 hari (ini) serbuan lalat mendatangi permukiman,” kata salah satu warga Sukorejo, Darli belum lama ini.

Kejadian ini tentunya membuat warga merasa tidak nyaman karena aktivitas terganggu. Terlebih, lalat juga menyerbu makanan warga. Untuk membasmi lalat-lalat tersebut, warga memerlukan 8 hingga 10 lem kertas setiap hari.

“Tapi paling banyak di sini. Pokoknya tidak nyaman sekali,” terangnya.

Terkait izin pendirian kandang ayam tersebut, pihak desa menolak memberikan pernyataan. Warga berharap pihak desa bisa melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)

Similar Posts