Ibu Kandung Susanto Ngaku Tidak Tahu Anaknya Jadi Dokter Gadungan

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Sepak terjang dokter gadungan asal Kabupaten Grobogan, yang beberapa kali memasuki instansi kesehatan ternyata tidak diketahui oleh pihak keluarga sama sekali. Bahkan saat tersandung kasus di Kalimantan Selatan, pihak keluarga juga tidak mengetahuinya.

Pihak keluarga mengaku tak tahu jika Susanto tersandung masalah hukum dan sempat dipenjara. Keluarga juga tidak percaya Susanto melakukan kejahatan itu, karena pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Unit Transfusi Darah PMI Grobogan itu dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan baik.

Suparmi, ibu kandung Susanto mengungkapkan, bahwa putranya merupakan kakak yang baik untuk adik-adiknya.

Ngaku Kecolongan, RS di Grobogan Kena Tipu Dokter Gadungan Susanto

“Dia tertutup, tidak pernah berbagi cerita dengan keluarga. Baru tahu hari ini. Saya kaget saat mendengar kabar anak saya terjerat kasus hukum. Nggak pernah cerita kerja apa dan di mana. Kalau pulang paling langsung mandi, tidur, paginya berangkat kerja lagi,” ungkap Suparmi saat dijumpai di kediamannya Desa Tunggulrejo, Gabus, Grobogan pada Minggu, 17 September 2023.

Saat ini ibu kandung Susanto tinggal di rumah yang sangat sederhana. Menurutnya, Susanto yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dikenal sebagai anak yang baik dan pintar. Anaknya mengenyam pendidikan SD hingga SMP di Kecamatan Gabus. 

“Anaknya pintar, selalu peringkat 1 di kelasnya, serta beberapa kali mendapatkan beasiswa juga. Hingga akhirnya sekolah di salah satu SMA favorit yang berada di Kabupaten Magelang,” ujarnya.

Dokter Gadungan Susanto Ternyata Pernah Bekerja di Grobogan 3 Tahun hingga Jadi Direktur RS

Ia melanjutkan, bahkan uang saku yang ia beri tidak pernah dipakai untuk jajan Susanto. Putranya itu biasanya diberi jajan oleh teman yang minta bantuan saat pelajaran.

“Uang sakunya biasanya dikumpulkan. Terus diberikan kepada saya lagi di kemudian hari, bahkan melebihi apa yang telah saya beri,” ucap Suparmi. 

Suparmi melanjutkan, bahwa anak pertamanya itu usai lulus SMA, berpamitan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Bahkan saat berangkat pun sempat berpamitan dengan membawa banyak perbekalan dan membawa koper besar.

“Empat tahun kemudian baru pulang dan menunjukkan ijazah kedokteran kepada saya,” ujarnya.

Kendati demikian, Suparmi tidak mengetahui perihal pekerjaan anaknya. Setelah kembali dari luar negeri, anaknya menjadi lebih sangat tertutup.

Ia menjelaskan, selain itu setelah Susanto bekerja, anaknya tersebut beberapa kali menjenguknya. Namun ia juga tidak pernah cerita tentang pekerjaannya. 

“Dulu dua sampai tiga bulan sekali sering ke sini. Kalau saya kangen, biasanya langsung telepon. Anak tersebut sangat tertutup. Kalau saya tahu dia berbuat salah seperti itu, pasti saya tegur. Namun ia tidak pernah bercerita apapun tentang pekerjaannya,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Susanto merupakan dokter gadungan yang sepak terjangnya sempat membuat heboh. Pasalnya, aksinya sebagai dokter gadungan ia jalani selama bertahun-tahun, bahkan pernah menjabat sebagai direktur utama di salah satu rumah sakit swasta di Grobogan.

Susanto juga pernah menjadi guru wiyata di Puskesmas Gabus, Grobogan. Lantas bergeser jadi Kepala Unit Transfusi Darah di PMI Grobogan selama 3 tahun. Ia ditangkap usah jadi dokter obgyn di RS Pahlawan Medika Center di Kalimantan Selatan akibat grogi saat diminta operasi Caesar. Ia kemudian ditangkap dan sempat dipenjara selama 20 bulan.

Akan tetapi, hal itu tak membuat Susanto jera. Usai bebas, ia kembali menjadi dokter gadungan dan bekerja di klinik milik PT PHC Surabaya selama 2 tahun. Aksinya terbongkar pada 12 Juni 2023, saat RS PHC meminta ulang dokumen lamaran pekerjaan untuk memperpanjang masa kontrak Susanto. Saat dilakukan pengecekan, pihak manajemen ternyata menemukan sejumlah ketidaksesuaian pada berkas Susanto. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)

Similar Posts