Jadi Korban Banjir di Grobogan, Petani Terpaksa Banting Harga Gabah

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Banjir yang menerjang Kabupaten Grobogan berdampak pada hasil panen petani. Bahkan petani terpaksa banting harga gabah.

Tanaman padi milik petani patah dan ambruk akibat banjir merendam sawah hampir sepekan. Para petani terpaksa memanen padi lebih awal agar kerugian yang ditanggung tidak semakin besar.

Hal ini seperti yang dilakukan oleh petani di Dusun Bendo, Desa Getasrejo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.

Salah seorang petani Dusun Bendo, Hidayah mengatakan bahwa banjir yang menggenangi desanya itu membuat sawah terendam.

3.000 Hektare Lebih Lahan Pertanian Terendam Banjir di Grobogan

“Sawah terendam dan ternak kesulitan pakan. Keluarga kami mengungsi ke tempat pengungsian,” kata Hidayah, pada Kamis, 21 Maret 2024.

Ia pun memutuskan untuk memanen padi lebih dini. Banjir yang merendam sawah juga mengakibatkan bulir padi tampak berwarna agak hitam seperti akan busuk.

Hidayah sudah menawarkan gabah miliknya ke beberapa tengkulak namun tidak ada yang mau membeli.

Hidayah pun terpaksa banting harga demi bisa mengembalikan modal besar yang telah dikeluarkan.

“Ada yang mau beli gabah saya, tapi ditawar dengan harga yang sangat rendah Rp2.500 per kilogram,” keluhnya.

Padahal, kata dia, harga normal gabah berada pada kisaran Rp7.000 per kilogram sampai dengan Rp8.000 per kilogram. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)

Similar Posts