Diduga Dilarang Parkir, Ojol dan Jukir Terlibat Adu Mulut di Grobogan

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Driver ojek online (ojol) dan tukang parkir di Grobogan tepatnya di Jalan Pier Tandean terlibat adu mulut karena tukang parkir diduga sering menarik uang parkir di luar aturan Dinas Perhubungan (Dishub) serta mengempesi ban miliki driver online.

Salah satu driver online yang merupakan Warga Cempaka Satu Bulte mengaku bahwa, pihaknya selalu dirugikan dengan adanya tukang parkir tersebut. Sebab, tukang parkir tersebut suka mengusir driver ojol tersebut, parahnya jika tidak diberi uang parkir, ban mobil milik ojol tersebut dikempesi di lain waktu.

“Cuma gara-gara sepele, hanya sebatas uang parkir saja. Dia sendiri saat diberikan uang juga menolak, namun semua driver diusir, tidak boleh parkir,” keluhnya, pada Rabu, 12 Juli 2023.

Pihaknya pun mengaku geram karena berulang kali diusir, padahal tempat parkir jam tersebut bebas.

Hal senada diungkapkan Yudi, salah satu pegawai perkantoran di Jalan Piere Tendean. Dirinya juga mengaku geram dengan ulah tukang parkir nakal tersebut. Walaupun parkir di depan kantornya, ia masih ditarik uang parkir.

“Baru keluar ditarik, balik lagi ditarik lagi Rp 2 ribu. Padahal di kantornya sendiri. Kalau orang lain boleh parkir, jika bayar uang parkir,” ujarnya.

Ia berharap, dinas terkait segera menindak tegas terhadap tukang parkir nakal tersebut.

“Harapannya juru parkir yang sering meresahkan banyak pihak segera diatur, agar masyarakat bisa nyaman,” harapnya.

Saat dikonfirmasi ke tukang parkirnya, Sumadi menjelaskan bahwa bahu jalan yang selatan itu memiliki kantong parkir. Jadi tidak masalah untuk parkir, yang penting tidak masuk ke jalan raya.

“Itu kan ada kantong parkirnya, jadi tidak masalah jika dibuat parkir mobil,” jelasnya.

Dirinya pun mengaku bahwa hanya mengatur tempat parkir. Ia pun berharap, driver ojol diharapkan mau bergantian untuk parkir, karena lahan parkir tersebut untuk umum.

Lahan parkir yang ia kelola itu, kata dia, mulai dari SMP 6 hingga depan Kantor Bawaslu Kabupaten Grobogan.

“Kalau tidak mau gantian ya kasian yang lainnya, soalnya di sini lahan parkirnya terbatas,” ucapnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)

Similar Posts