Jembatan di Grobogan Ambruk, 7 Tahun Tak Tersentuh Perbaikan

GROBOGAN, Lingkar.news – Jembatan penghubung desa di Kabupaten Grobogan terhitung sudah tujuh tahun mengalami kerusakan. Namun jembatan tersebut tidak kunjung diperbaiki. Jembatan yang menjadi penghubung Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung dengan Desa Suru, Kecamatan Geyer itu pun tak dapat dilewati.

Hingga berita ini ditulis, pada Selasa, 3 Oktober 2023, belum ada tanda-tanda perbaikan jembatan yang dulunya aset Perhutani itu. Badan jembatan yang semula masih bersandar pada pilar, saat ini pun sudah ambruk ke sungai.

Sekretaris Desa Karangsono Ali Daryanto mengatakan, jembatan tersebut menjadi jembatan utama penghubung antar dua desa. Pada Februari 2023, kata dia, jembatan tersebut sempat dilakukan survei namun hingga kini belum ada kejelasan terkait perbaikan.

“Akhir Februari 2023 disurvei BPBD Grobogan dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah ke sini. Namun sampai saat ini belum ada kejelasannya,” ucapnya.

Dulunya, kata dia, jembatan itu merupakan aset Perhutani. Namun setelah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan, selanjutnya jembatan tersebut dibangun menggunakan dana APBD Grobogan. Pembangunan jembatan itu dulu dikerjakan 2 tahap, yaitu pada tahun 2011 dan 2012.

“Tiang penyangga jembatan dan pilar besi jembatan, dibangun tahun 2011. Sedangkan pembetonan jembatan dilakukan pada tahun 2012,” jelasnya.

Ia menyebutkan, ambruknya jembatan yang menghubungkan dua kecamatan tersebut membuat aktivitas warga terganggu. Pasalnya, jembatan itu merupakan jembatan utama yang biasa diakses warga. Rusaknya jembatan itu juga mengharuskan warga memutar arah sekitar empat kilometer.

“Selama jembatan tersebut rusak, kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas,” jelasnya.

Jembatan tersebut awalnya hanya mengalami longsor kecil di sisi sebelah utara sejak bulan Oktober 2016. Namun karena tidak ada tindakan perbaikan, akhirnya badan jembatan ambruk ke sungai.

Dijelaskan Ali, hal tersebut dikarenakan volume air sungai yang semakin tinggi di musim penghujan tahun tersebut.

“Karena intensitas hujan yang tinggi, air membentur sisi utara, sehingga tiang penyangga jembatan roboh. Pertama kali badan jembatan masih bersandar di pilar tengah, namun saat ini sudah roboh,” tuturnya.

Dia berharap, jembatan yang merupakan akses utama roda perekonomian di desanya segera dibangun kembali oleh Pemkab Grobogan melalui dinas terkait. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)

Similar Posts