Dispertan Dorong Petani Bawang Merah di Grobogan Kuasai Manajemen Pengelolaan Pertanian

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Anjloknya harga panen bawang merah di Kabupaten Grobogan mendapat tanggapan dari Dinas Pertanian (Dispertan).

Kepala Dispertan Kabupaten Grobogan Sunanto membenarkan bahwa, harga bawang merah mengalami penurunan, dikarenakan panen raya terjadi di beberapa daerah sentra produksi bawang merah secara bersamaan.

“Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Ngawi untuk wilayah Jawa Timur sekarang sedang panen raya. Belum dari Kabupaten Brebes dan Kabupaten Demak untuk wilayah Jawa Tengah,” terangnya, pada Minggu, 16 Juli 2023.

Tak hanya itu, Pasar Induk Purwodadi juga mendapat kiriman bawang merah dari Bima Nusa Tenggara Barat dan stok bawang merah di pasaran sangat melimpah. Hal tersebut lah yang mengakibatkan merosotnya harga panen dari petani.

“Untuk minggu kemarin masih di harga Rp25.000 dari petani, namun sekarang turun di angka Rp15.000. Terkait isu yang beredar bahwa harga panen Rp10.000, itu bawang merah yang kecil,” jelasnya.

Sementara, menanggapi harga bibit bawang merah yang mahal, pihaknya mengimbau para petani untuk menyimpan hasil panen terlebih dahulu. Sehingga, saat musim tanam tiba, petani dapat mengakses bibit yang harganya lebih murah.

“Harus ada manajemen dalam mengelola pertanian. Jadi petani tidak selalu terbebani saat musim tanam tiba. Petani bisa lebih berdaulat untuk masa depan pertanian yang ia kelola. Petani bisa menyimpan hasil panen di PT. Pura Kudus. Karena Dispertan sudah bekerja sama dengan PT tersebut. Serta PT. Pura sudah memiliki teknologi mesin Control Atmosphere Storage (CAS),” pesannya.

Untuk mengakses penitipan itu, petani harus berkonsultasi dengan kelompok tani terlebih dahulu untuk dilanjutkan ke petugas penyuluhan pertanian setempat.

“Untuk penitipan hasil panen dikenakan biaya penitipan Rp1.000 perkilo selama satu bulan. Nantinya petani bisa mengambil saat harga pasar sudah stabil, dan tidak menjualnya saat harga di pasar sedang turun bebas,” ujarnya.

Ia pun menyarankan, agar petani tidak selalu merasa dirugikan dengan adanya penurunan harga saat panen raya tiba, maka petani bawang merah bisa mengambil banyak alternatif yang ada, serta menahan diri untuk menjual bawang merah saat harganya tidak stabil. Mengingat, biaya produksi bawang merah membutuhkan banyak pengeluaran. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)

Similar Posts