Minimalkan Angka Stunting, Pemkab Grobogan Gencarkan Program BAAS

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan akan melaksanakan program Bapak Asuh Anak Stunting (BA-AS). Pada pelaksanaannya, Pemkab bakal melakukan penghimpunan dana dari masyarakat yang memiliki kemampuan finansial lebih untuk menekan angka stunting.

“Hal ini kami lakukan, mengingat anggaran yang ada sangat terbatas,” ungkap Wakil Bupati Grobogan, Bambang Pujiyanto, pada Rabu, 10 Mei 2023.

Wabup Bambang menyebutkan bahwa pemberian dana masyarakat bisa disalurkan secara langsung maupun tidak langsung. Bantuan yang diberikan secara langsung yakni dengan memberikan bantuan tambahan gizi kepada penerima manfaat.

Sedangkan untuk bantuan tidak langsung, diberikan dengan cara donasi sejumlah uang yang dikirim ke rekening Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten  Grobogan.

581 Balita di Grobogan Alami Stunting, Gerakan Orang Tua Asuh Digencarkan

“Terkait pemberian langsung, tentunya pemberi bantuan harus berkoordinasi dengan pihak terkait agar bantuan yang diberikan tepat sasaran. Sedangkan untuk penghimpunan dana yang diamati adalah TP PKK Kabupaten,” ungkapnya.

Nantinya TP PKK juga akan meneruskan dana tersebut untuk didistribusikan ke TP PKK tingkat desa untuk menyalurkan kepada para penerima manfaat.

“Agar tepat sasaran, penyaluran dana akan dilakukan secara non tunai,” imbuhnya.

Pada TP PKK desa, diharapkan ada tim sendiri untuk penyaluran makanan siap saji kepada para penerima manfaat. Pihaknya juga berharap, pengawasan pemberian makanan siap saji juga ada pengawasan, sehingga penerima manfaat betul-betul tepat sasaran.

“Nantinya kepala desa melakukan pengawasan juga kepada penerima manfaat, atau bisa diwakilkan kepada perangkat desa. Jangan sampai, penerima manfaat sebetulnya adalah anaknya, tetapi yang makan makanan tersebut malah ibunya,” tuturnya.

Grobogan Jadi Trending Topic Penanganan Stunting

Angka stunting di Kabupaten Grobogan secara keseluruhan adalah 7,58 persen dari 100 ribu warga. Kalau untuk bayi di bawah umur dua tahun adalah 1.573 anak. Diharapkan untuk instansi yang sudah mengambil peran, seperti Polres, Kodim dan lainnya bisa langsung membantu para penerima manfaat.

“Konsen kita kali ini ada di baduta, karena untuk menangani kondisi tersebut membutuhkan anggaran sekiranya Rp 4 miliar lebih,” tegasnya.

Prioritas program BA-AS di Kabupaten Grobogan didasarkan data yang bersumber dari Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM). Program ini diprioritaskan untuk bayi dengan rentan usia di bawah dua tahun. Ketika ada sisa donasi, maka akan diperuntukan perluasan sasaran lainnya.

Pelaksanaan program ini nantinya juga akan terus dilakukan monitoring mulai bulanan hingga tiga bulan sekali. Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Monitoring ini, dilaksanakan bersama oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yakni BP3AKB, Dinas Kesehatan, BAPPEDA, serta pemangku kepentingan dan TP PKK Kabupaten Grobogan. (Lingkar Network | Ibnu Muntaha – Koran Lingkar)

Similar Posts