Penuhi Kebutuhan Air saat Kemarau, Pemdes Pelem Grobogan Normalisasi Embung

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Pemerintah Desa (Pemdes) Pelem melakukan normalisasi embung sebagai upaya mencegah banjir dan membuat cadangan air untuk memenuhi kebutuhan air warga saat puncak musim kemarau tiba.

Normalisasi embung ini dilakukan dengan menerjunkan satu ekskavator guna mengeruk tanah yang dangkal dan hampir memenuhi area embung di Desa Pelem, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan.

Kepala Desa Pelem, Siswoyo mengatakan bahwa, Desa Pelem ini memang kerap dilanda banjir saat puncak musim penghujan, dan sering kekurangan air saat puncak musim kemarau.

Musim Kemarau, Permintaan Air Bersih di Grobogan Alami Peningkatan

Dikarenakan embung yang dibangun untuk menjamin ketersediaan air warga ini mengalami pendangkalan atau sedimentasi, pihak Pemdes pun akhirnya melakukan normalisasi.

“Normalisasi ini dilakukan karena embung telah mengalami pendangkalan atau sedimentasi. Embung juga ditumbuhi rumput liar yang berpotensi tinggi mengganggu arus aliran air yang ada,” kata Siswoyo, pada Minggu, 13 Agustus 2023.

Adanya embung ini, memang diharapkan bisa menjadi sarana yang dapat bermanfaat bagi sektor pertanian ataupun pengairan yang dibutuhkan masyarakat saat musim kemarau.

Terdampak Kekeringan, 2 Desa di Grobogan Dapat Bantuan Air Bersih

Dan, dengan normalisasi embung ini, diharapkan mencegah terjadinya banjir seperti pada bulan April lalu. Dimana, pada April lalu, Desa Pelem tergenang banjir selama lima kali.

“Di musim penghujan itu biasanya sering ada genangan air. Bahkan banjir menutup jalan provinsi yang melewati Desa Pelem. Harusnya, kalau musim penghujan, air itu melewati jalur sungai, tapi ini malah ke jalan. Banjir ini ya karena sungai dan embungnya sudah dangkal,” jelasnya.

Kekeringan di Grobogan, Pemdes Diimbau Aktif Data Warga untuk Dapat Bantuan Air Bersih

Nantinya, jika normalisasi sudah selesai dilakukan, bisa dipastikan tidak ada lagi banjir saat musim penghujan, dan cadangan air dipastikan aman saat musim kemarau. Dimana, air ini nantinya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga, bisa untuk menyiram tanaman di sawah yang kebanyakan ditanami jagung dan tembakau.

Pengendalian banjir ini, kata dia, tidak bisa dibebankan semata-mata kepada pemerintah. Sebab, semua warga juga berkewajiban membantu mencegah adanya banjir dimulai dengan menjaga kebersihan lingkungannya sendiri.

“Upaya yang bisa dilakukan itu dengan mengolah sampah secara tepat, buat sumur resapan, dan tidak membuang sampah sembarangan, serta membersihkan salurkan lingkungan atau drainase secara rutin,” tandasnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)

Similar Posts