Perolehan ZIS Ditarget bakal Terkumpul Rp 10 Miliar di Grobogan

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Zakat Infak Sedekah (ZIS) senilai Rp 10 miliar ditargetkan bakal diraih oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Grobogan pada tahun ini.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Baznas Grobogan Ari Widodo usai menggelar HUT ke-23 Baznas yang berlangsung di gedung Riptaloka Setda Grobogan, pada Rabu, 24 Januari 2024.

Ia mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk beberapa program unggulan diantaranya Grobogan Sejahtera, Grobogan Sehat, Grobogan Peduli Kemanusiaan. Selain itu ada juga program lain di bidang pendidikan dan bidang advokasi dakwah.

Grobogan Peduli Kemanusiaan merupakan program untuk membantu mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Grobogan, seperti membagikan paket santunan fakir miskin dan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Tahun kemarin pihaknya telah membagikan 9.000 paket santunan fakir miskin.

“Selain itu, secara fisik RTLH, setiap kecamatan terbagi 3 titik,” kata Ari Widodo.

Program Grobogan Sehat merupakan penjaminan seribu jiwa masyarakat Grobogan yang belum terdaftar BPJS kesehatan.

“Kami akan menjamin pembayaran BPJS setiap bulannya,” tuturnya.

Program Grobogan Sejahtera mengutamakan bantuan untuk UMKM di Kabupaten Grobogan. Dalam program ini, nantinya Baznas Grobogan akan melakukan survei terlebih dahulu.

“Untuk UMKM itu berkelompok, 1 kelompok terdiri dari 5 hingga 10 orang. Setelah itu pengajuan, dan kita survei kelayakan. Setelah dinilai usaha itu layak, maka satu orang diberi Rp1.000.000,” ujarnya.

Selain itu, ada juga program di bidang pendidikan untuk mewujudkan satu keluarga satu sarjana. Pada program ini pihaknya akan membimbing siswa lulusan SMA agar bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah.

“Adik-adik lulusan SMA sederajat akan kita bimbing untuk masuk ke perguruan tinggi melalui beasiswa Bidik Misi,” jelasnya.

Pada bidang advokasi dakwah, Baznas Grobogan juga pernah merenovasi tempat ibadah. Saat itu, nominalnya berkisar Rp7.500.000 untuk mushola dan Rp15.000.000 untuk masjid. Dana tersebut diserahkan secara penuh.

“Dalam hal ini asasnya asas pemerataan,” ungkapnya.

Kelanjutan dari program ini, kata dia, adalah pengiriman tahfidz atau pengahafal Al-Quran untuk disiapkan menjadi imam besar di masjid kabupaten/kota. Ia juga mengatakan bahwa, tahun lalu pihaknya mengirim santri tahfidz.

“Santri tahfidz itu permintaan dari Baznas Provinsi,” jelasnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)

Similar Posts