Terminal Purwodadi Grobogan Mati Suri Akibat Sepi Penumpang

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Terminal Purwodadi yang menjadi terminal induk di Kabupaten Grobogan, kini sepi dari penumpang. Para agen bus Terminal Purwodadi pun mengeluhkan lesunya penjualan tiket. Sebab, penjualan tiket hanya ramai saat lebaran dan libur panjang.

Salah satu agen bis, Bayu menyatakan, kondisi terminal masih sepi, meski setiap hari tetap buka dan melayani penjualan tiket.

“Kondisi ini bermula pada 2015 silam, saat banyak agen-agen di luar terminal menaikkan penumpang tidak melalui terminal,” ucapnya, pada Kamis, 8 Juni 2023.

Bayu menceritakan, transportasi masal ini pernah berjaya pada 26 tahun silam. Pihaknya pun mengaku senang, lantaran banyak masyarakat yang membeli tiket di terminal. Tetapi, saat ini terminal sepi lantaran banyak agen penjual tiket yang menaikkan penumpang tidak di terminal.

“Harusnya, para penjual tiket yang ada di luar terminal wajib menaikkan penumpang dari terminal sebagai tempat transit. Ketika hal itu berjalan, saya yakin pasti penjualan tiket saat ini melalui sistem, dan kondisi terminal tidak sepi seperti hari ini,” jelasnya.

Para agen tiket bis berharap, para penjual tiket yang ada di luar terminal tetap menaikkan penumpang dari terminal. Dengan demikian, terminal akan tetap ramai sebagai tempat naik dan turunnya penumpang. Kondisi tersebut, tentu akan membuat para penjual makanan, minuman maupun penjual tiket di terminal tetap bisa bertahan di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat.

“Kita pernah mengusulkan ke petugas terminal, agar membuat aturan menaikkan penumpang di terminal, tapi ya tidak pernah ada tanggapan,” keluhnya.

Keresahan juga dirasakan oleh penjual tiket lainnya, Bowo. Pihaknya hanya merasakan kondisi terminal ramai ketika lebaran Idul Fitri saja.

“Pada hari biasa, saya hanya bisa menjual tiket sebanyak 6-10 tiket perhari. Namun saat libur panjang, penjualan tiket bisa mencapai tiga kali lipat,” terangnya.

Para agen bis tidak mengeluhkan fasilitas terminal, karena kondisinya memang sepi. Yang terpenting adalah membuat aturan yang tegas terkait menaikkan penumpang yang tidak boleh di sembarang tempat, setelah itu baru perbaikan fasilitas sarana dan prasarana. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)

Similar Posts