Wabup Ajak Semua Pihak Kerja Sama Atasi Kasus DBD di Grobogan

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan telah mengeluarkan Surat Edaran kewaspadaan dini terhadap peningkatan DBD, belum lama ini.

Diketahui, dalam Surat Edaran bernomor 100.3.4.2/17/Setda tahun 2024 itu kasus DBD di Grobogan sejak bulan Januari hingga awal Maret 2024 telah mencapai 264 kasus. Dari jumlah tersebut, 6 nyawa melayang.

Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto meminta kerja sama semua pihak baik itu masyarakat, perangkat daerah, dan pemerintah desa untuk menekan angka kasus DBD.

Kasus DBD di Grobogan, Jumlah Korban Makin Bertambah

“Kita harus kerja sama, ini harus dikerjakan semua pihak,” kata Wabup Grobogan, Bambang Pujiyanto, pada Rabu, 21 Maret 2024.

Ia meminta jangan sampai ada genangan-genangan air agar nyamuk tidak bisa tumbuh dan berkembang biak.

“Jadi kalau aliran lancar, mestinya telur-telur larva itu akan terbawa ke aliran sungai,” imbuhnya.

Agar tidak ada air yang menggenang dan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, ia meminta agar drainase-drainase yang ada diperbaiki sehingga aliran air menjadi lancar.

“Supaya tidak ada air-air yang menggenang sehingga dapat menekan angka kasus DBD dari setiap tahunnya,” harapnya.

Ia mengatakan bahwa, masyarakat sering meminta dilakukan fogging untuk mengatasi DBD. Akan tetapi, menurut Wabup, masyarakat dapat terjangkit DBD tidak hanya dari lingkungan rumah.

“Bisa jadi saat berada di suatu tempat dan tergigit nyamuk. Sehingga diperlukan pemberantasan bersama,” sambung Wabub Grobogan.

Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh pihak baik itu masyarakat, kepala desa dan pihak terkait lainnya, untuk mengkampanyekan untuk jaga kebersihan dan menghilangkan semua genangan yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Sebelumnya, Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Grobogan, Djatmiko pada Selasa, 12 Maret 2024 menyatakan bahwa, sudah banyak upaya yang dilakukan untuk menangani kasus DBD di Grobogan mulai dari aktivasi Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD di setiap desa dan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Selain itu, pemberian Larvasida, Jumat Bersih, dan pengenalan gejala DBD untuk menghindari keterlambatan penanganan DBD. Melakukan siaran keliling waspada DBD kepada masyarakat juga sangat penting,” pungkasnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)

Similar Posts